Ponpes Madinatuddiniyah Babul Khairat memegang teguh visi “Pesantren Hijau” dengan fokus utama pada pelestarian sumber air. Langkah nyatanya adalah adopsi teknologi ramah lingkungan, yaitu lubang Biopori. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan penyerapan air hujan ke dalam tanah, mengisi kembali cadangan air tanah, dan mencegah genangan air di area pesantren.
Penerapan Biopori dilakukan secara gotong royong oleh seluruh santri dan pengurus. Mereka membuat ratusan lubang di area resapan, halaman, dan sekitar pohon. Kegiatan ini menjadi praktik nyata pelajaran lingkungan, mengajarkan santri tentang pentingnya konservasi air dan struktur tanah di kawasan pesantren.
Selain fungsi resapan air, lubang Biopori juga dimanfaatkan untuk mengolah sampah organik. Santri memasukkan sampah dedaunan dan sisa makanan ke dalam lubang. Proses ini tidak hanya membantu penguraian limbah, tetapi juga menghasilkan pupuk alami yang menyuburkan tanah di sekitar pesantren.
Teknologi sederhana ini memberikan dampak besar dalam mitigasi kekeringan dan banjir skala kecil. Dengan memaksimalkan penyerapan, air hujan tidak terbuang percuma dan risiko genangan air saat curah hujan tinggi dapat berkurang drastis. Biopori menjadi solusi efektif dan berbiaya rendah untuk masalah hidrologi.
Program ini menjadi bagian integral dari Green Curriculum pesantren. Santri diajarkan bahwa menjaga sumber air adalah bagian dari fardhu kifayah (kewajiban komunal) dalam Islam. Melalui Biopori, mereka mengamalkan ajaran tentang menjaga keseimbangan alam dengan tangan mereka sendiri.
Ponpes Madinatuddiniyah Babul Khairat berharap inisiatif ini menginspirasi masyarakat sekitar. Mereka sering mengadakan workshop terbuka tentang cara membuat dan mengelola lubang Biopori, menyebarkan praktik baik konservasi air ke seluruh komunitas Banjarnegara dan sekitarnya.
Keberhasilan program ini menunjukkan komitmen pesantren dalam pembangunan berkelanjutan. Mereka membuktikan bahwa institusi pendidikan agama dapat menjadi pelopor dalam isu lingkungan dan konservasi sumber daya alam. Ini adalah teladan nyata bagi institusi lain di Indonesia.
Pada akhirnya, lubang Biopori di Ponpes Madinatuddiniyah Babul Khairat adalah lebih dari sekadar lubang di tanah. Ia adalah simbol visi pesantren hijau, menanamkan nilai-nilai konservasi, dan menjamin ketersediaan air bersih untuk generasi santri yang akan datang.
