Dalam percakapan sehari-hari atau saat menyaksikan sesuatu, umat Muslim sering menggunakan kalimat Masya Allah dan Subhanallah. Kedua frasa ini memiliki makna yang mendalam dan merupakan bentuk zikir. Namun, Muslim Harus Tahu bahwa penggunaannya memiliki konteks yang berbeda, meskipun sama-sama mengagungkan Allah SWT.
Subhanallah (سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ) secara harfiah berarti “Maha Suci Allah”. Kalimat ini diucapkan sebagai bentuk tasbih, yaitu pengagungan terhadap Allah dari segala kekurangan atau cacat. Muslim Harus Tahu bahwa Subhanallah diucapkan ketika seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang buruk, tidak pantas, atau kejadian yang tidak mengenakkan.
Contoh penggunaannya adalah ketika melihat musibah, ketidakadilan, atau perbuatan dosa. Mengucapkan Subhanallah adalah cara untuk menyatakan bahwa Allah Maha Suci dari segala keburukan tersebut. Ini adalah refleksi bahwa Allah tidak mungkin melakukan kesalahan atau memiliki sifat yang tidak sempurna.
Di sisi lain, Masya Allah (مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ) memiliki arti “Apa yang dikehendaki Allah, maka terjadilah.” Frasa ini diucapkan sebagai bentuk kekaguman atau pujian ketika melihat sesuatu yang baik, indah, atau menakjubkan. Ini adalah ekspresi pengakuan bahwa keindahan tersebut adalah anugerah dari Allah.
Muslim Harus Tahu bahwa Masya Allah digunakan untuk menghindari pandangan mata jahat (ain) yang bisa timbul dari kekaguman tanpa mengingat Allah. Dengan mengucapkan Masya Allah, seseorang menyandarkan segala kebaikan dan keindahan yang dilihatnya kepada kehendak Allah semata.
Contoh penggunaannya adalah ketika melihat pemandangan indah, keberhasilan seseorang, anak yang lucu, atau hal-hal positif lainnya. Mengucapkan Masya Allah menunjukkan rasa syukur dan pengakuan bahwa semua itu terjadi atas kehendak dan karunia-Nya.
Perbedaan kunci antara keduanya adalah konteks emosi dan kejadian yang disaksikan. Subhanallah untuk hal-hal yang tidak baik atau aneh sebagai bentuk penyucian Allah, sementara Masya Allah untuk hal-hal baik atau menakjubkan sebagai bentuk pengakuan akan kehendak Allah.
Oleh karena itu, Muslim Harus Tahu penggunaan yang tepat dari kedua zikir ini agar tidak keliru dalam mengucapkannya. Memahami makna dan konteksnya akan memperkaya ibadah sehari-hari dan meningkatkan kesadaran akan kebesaran Allah dalam setiap situasi.