Pesantren Madinatuddiniyah dikenal tak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga tangguh dalam bela diri. Ekstrakurikuler Pencak Silat Pagar Nusa menjadi primadona, mengajarkan santri untuk memiliki jiwa patriotisme dan fisik yang prima. Program ini membentuk benteng pertahanan santri yang siap membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Setiap gerakan dalam Pencak Silat Pagar Nusa ditanamkan dengan nilai-nilai luhur keislaman dan kebangsaan. Santri tidak hanya menguasai teknik bertarung, tetapi juga etika kesatria, kerendahan hati, dan menjunjung tinggi persatuan. Nilai-nilai ini menjadi landasan moral mereka.
Latihan keras yang dilakukan secara rutin telah membuahkan prestasi gemilang di berbagai kejuaraan. Atlet Pencak Silat Pagar Nusa Madinatuddiniyah berhasil meraih medali, membuktikan bahwa santri mampu bersaing di kancah olahraga bela diri. Prestasi ini mengharumkan nama pesantren dan daerah.
Kehadiran Pencak Silat di pesantren menegaskan bahwa santri adalah bagian tak terpisahkan dari pertahanan sipil bangsa. Mereka dididik untuk memiliki kecakapan fisik dan spiritual untuk menjaga diri dan lingkungan, sesuai ajaran hubbul wathan minal iman.
Program latihan dikemas secara terstruktur, melibatkan pelatih bersertifikat dari pusat Pagar Nusa. Fokusnya adalah keseimbangan antara kekuatan fisik, ketangkasan teknik, dan kedisiplinan mental. Kesehatan dan keselamatan santri selalu menjadi prioritas utama.
Prestasi yang diraih dalam kejuaraan menjadi motivasi bagi santri lainnya untuk bergabung. Mereka melihat bahwa melalui silat, mereka dapat mengembangkan diri sekaligus berkontribusi positif. Semangat ini menciptakan suasana kompetitif yang sehat di pesantren.
Selain bertujuan meraih juara, esensi Pencak Silat adalah pembentukan karakter yang tangguh. Santri belajar tentang kegigihan, pantang menyerah, dan kontrol emosi, yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Pesantren Madinatuddiniyah berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan unit Pencak Silat mereka. Mereka berharap dapat mencetak lebih banyak pendekar santri yang tidak hanya unggul di gelanggang, tetapi juga menjadi teladan di masyarakat.
Madinatuddiniyah membuktikan bahwa pesantren adalah tempat yang ideal untuk memadukan spiritualitas, keilmuan, dan keterampilan bela diri. Pencak Silat menjadi identitas kuat mereka dalam mencetak generasi penerus bangsa yang bermental baja.
