Zakat Fitrah: Wajib Bagi Setiap Muslim di Ramadhan, Pahami Hikmahnya

Bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang meningkatkan ketakwaan dan kepedulian sosial. Salah satu ibadah yang menjadi penanda berakhirnya Ramadhan adalah Zakat Fitrah. Kewajiban ini dibebankan kepada setiap Muslim, tanpa terkecuali, sebagai penyempurna ibadah puasa dan bentuk solidaritas.

Zakat Fitrah adalah sejumlah makanan pokok yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, yang masih hidup hingga terbenam matahari pada hari terakhir Ramadhan. Kewajiban ini juga berlaku bagi bayi yang lahir sebelum matahari terbenam di akhir Ramadhan.

Hikmah di balik kewajiban Zakat Fitrah sangatlah mendalam. Pertama, zakat ini berfungsi sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perbuatan kotor. Ini adalah upaya untuk menyempurnakan ibadah puasa yang mungkin tercoreng oleh kesalahan dan kekurangan.

Kedua, zakat ini menjadi wujud kepedulian terhadap fakir miskin. Dengan adanya Zakat Fitrah, mereka yang kurang mampu dapat turut merasakan kebahagiaan Idul Fitri. Mereka bisa membeli makanan dan kebutuhan pokok untuk merayakan hari kemenangan tanpa harus merasa kekurangan.

Besaran Zakat Fitrah yang wajib dikeluarkan adalah satu sha’ makanan pokok, yang setara dengan sekitar 2,5 kg beras atau 3,5 liter beras per jiwa. Nilainya juga bisa diganti dengan uang tunai yang setara dengan harga makanan pokok tersebut di daerah setempat.

Waktu pelaksanaan pembayaran zakat ini sangat penting. Zakat fitrah mulai wajib ditunaikan sejak terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri hingga sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri. Namun, lebih utama jika dibayarkan beberapa hari sebelumnya agar distribusi kepada yang berhak bisa lebih cepat.

Penyaluran zakat harus diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik), seperti fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Prioritas utama seringkali diberikan kepada fakir dan miskin untuk memenuhi kebutuhan mereka di hari raya.

Dengan menunaikan Zakat, seorang Muslim tidak hanya memenuhi kewajibannya kepada Allah, tetapi juga menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama. Ini adalah ibadah yang memiliki dimensi sosial yang kuat, mempererat tali persaudaraan dan menciptakan keadilan di masyarakat.